Santri MAS Rahmatul Asri Dalami Praktik Pengurusan Jenazah dalam Program BISA
Program Bimbingan Santri Aktif (BISA) yang diselenggarakan oleh Madrasah Aliyah Rahmatul Asri kembali menghadirkan rangkaian materi aplikatif bagi seluruh peserta. Pada pelaksanaan yang berlangsung selama 15–17 November 2025, para santri mendapatkan pembekalan penting melalui sesi Praktik Pengurusan Jenazah, salah satu materi fikih yang memiliki peran besar dalam kehidupan bermasyarakat.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruang serbaguna madrasah dengan suasana yang tertib dan penuh perhatian. Para pemateri memulai sesi dengan memberikan pengantar mengenai urgensi memahami tata cara pengurusan jenazah. Dijelaskan bahwa kemampuan ini bukan hanya kewajiban dalam syariat, tetapi juga bentuk kepedulian sosial yang sebaiknya dimiliki oleh setiap muslim.
Memasuki tahapan praktik, pemateri secara langsung mendemonstrasikan proses memandikan, mengkafani, hingga tata cara menangani jenazah secara lengkap. Setiap langkah dijelaskan dengan detail, termasuk penggunaan perlengkapan, adab ketika menyentuh jenazah, serta prinsip-prinsip kebersihan dan kehati-hatian yang harus dijaga. Para santri diperlihatkan satu per satu teknik yang benar, sehingga mereka dapat memahami perbedaan antara praktik yang sesuai syariat dan yang sering kali keliru dilakukan di masyarakat.
Pemateri juga menekankan pentingnya menjaga sikap hormat selama praktik. Hal ini terlihat dari suasana hening dan penuh keseriusan saat sesi berlangsung. Sejumlah santri ditunjuk menjadi model dalam simulasi sebagai bentuk pembelajaran langsung, sementara peserta lainnya mengamati dan mencatat penjelasan yang diberikan.
“Pengurusan jenazah adalah ilmu yang harus dipahami oleh setiap muslim. Santri memiliki peran besar untuk menerapkannya di masyarakat, sehingga praktik seperti ini sangat penting untuk dipelajari sejak dini,” jelas pemateri Sudirman T, S.Ag., M.Pd. ketika memberikan pengarahan kepada peserta.
Antusiasme santri tampak dari berbagai pertanyaan yang diajukan, mulai dari teknis pengkafanan, penanganan jenazah perempuan, hingga tata cara pemulasaraan pada kondisi tertentu. Para pendamping kegiatan turut memastikan bahwa seluruh peserta dapat mengikuti praktik secara maksimal, serta menjaga keteraturan alur kegiatan.
Melalui sesi ini, santri tidak hanya memperoleh pengetahuan fikih yang aplikatif, tetapi juga nilai-nilai empati, tanggung jawab, dan kesiapsiagaan sosial. Kegiatan Praktik Pengurusan Jenazah dalam program BISA menjadi momentum pembelajaran yang memberi pengalaman langsung sekaligus memperkuat karakter religius dan kepedulian santri terhadap masyarakat.
